Jawaban Kasus 3: (KLIK SOAL KASUS 3)
Sinus Tachycardia HR 157 bpm, probable severe hyperkalemia.
Terdapat gelombang P yang diikuti
dengan QRS kompleks, paling jelas terlihat di lead V1 dan V2 maka didiagnosis dengan
irama sinus tachycardia. Ada dua kemungkinan untuk morfologi dari QRS kompleks
yang tidak biasa ini: (1) Infark miokard akut inferior-anterior ekstensif dengan
ST Elevasi yang masif sehingga memberi gambaran QRS kompleks yang lebar, atau
(2) akibat kelainan metabolik seperti hiperkalemia atau keracunan obat blok saluran
natrium.
Pada kasus ini lebih mendukung
untuk kemungkinan yang kedua, salah satunya karena adanya axis ke kanan. Selain
hiperkalemia dan keracunan obat blok saluran natrium, kondisi yang dapat menghasilkan
axis ke kanan adalah old MI lateral (jika terdapat gelombang gelombang Q yang
dalam), LPFB, RVH, penyakit paru akut (misalnya emboli paru) atau kronis
(misalnya emfisema), dan ektopik ventrikel. Absennya gelombang Q di lead lateral
V5-V6 maka mengurangi kemungkinan akibat infark miokard. keracunan obat blok
saluran natrium juga tidak mungkin mengingat tidak adanya gelombang S lebar
pada semua lead lateral, sehingga hiperkalemia merupakan diagnosis yang paling memungkinkan.
Awalnya EKG pada pasien ini didiagnosis sebagai infark
miokard akut yang luas, namun ternyata pasien terbukti ekgnya akibat dari hiperkalemia
dengan kalium serum sebesar 8,7 mEq / L (normal 3,5-5,3 mEq / L) dan tidak ada
evolusi pada EKG serialnya
Gambaran EKG yang bisa didapatkan pada hiperkalemia
a a. T
meninggi dan lancip, R menjadi pendek
b. PR
interval memanjang
c. QRS melebar dan bersatu dengan T
d. P merendah dan hilang
e. Aritmia termasuk bradikardia, ventrikular takikardia atau ventrikular fibrilasi
f. Sinus arrest atau sinoventricular rhythm
c. QRS melebar dan bersatu dengan T
d. P merendah dan hilang
e. Aritmia termasuk bradikardia, ventrikular takikardia atau ventrikular fibrilasi
f. Sinus arrest atau sinoventricular rhythm
Contoh lain EKG pada pasien dengan hiperkalemia (kalium 9.4 mEq / L)