Jawaban Kasus 2: (KLIK SOAL KASUS 2)
SR rate 93 with LBBB, ST-segment abnormality consistent with extensive
anteror acute myocardial infarction
Pada tahun 1996, Sgarbossa menerbitkan kriteria untuk memprediksi tentang kemungkinan pasien dengan LBBB menderita infark miokard akut. Dia menyatakan bahwa infark miokard akut harus dipertimbangkan dengan adanya LBBB ketika salah satu dari berikut berlaku: (1) segmen ST elevasi ≥ 1 mm sesuai/concordant (dalam arah yang sama) dengan komplek QRS, (2) segmen ST depresi ≥ 1 mm di lead V1, V2, V3 atau (yaitu sesuai/concordant segmen ST depresi di lead-lead tersebut), atau (3) ST-segmen elevasi ≥ 5 mm berlawanan (discordant) dengan komplek QRS. Meskipun sensitivitas dari setiap temuan ini rendah, namun spesifisitas (kemungkinan untuk infark miokard akut) sangat tinggi. Dan adanya salah satu "Kriteria Sgarbossa" sekarang dapat dianggap pembenaran yang masuk akal untuk pemberian fibrinolitik langsung atau PCI pada pasien dengan LBBB dan gejala angina (adanya bukti kehadiran LBBB yang baru juga cukup untuk memulai terapi tersebut).
Dalam kasus ini memenuhi kriteria Sgarbossa dimana , ST segmen elevasi
concordant ≥ 1 mm pada lead lateral I, aVL, V5, dan V6. Dan ST segmen elevasi
discordant > 5 mm di lead V1-V4.
a) Perkembangan infark miokard
akut dinding lateral dengan LBBB pada pasien ini. Perhatikan perkembangan ST
segmen elevasi yang concordant/searah di lead lateral.
b) “normal," ST / T kompleks
di sadapan lateral dengan pola LBBB. Perhatikan bahwa ST-segmen dan Gelombang T
berlawanan arah dengan kompleks QRS.
0 komentar:
Post a Comment