Sunday 30 December 2012

Tekanan Darah Tinggi Dapat Menyebabkan Disfungsi Ereksi

tekanan darah tinggi dan disfungsi ereksi
Untuk mengobati disfungsi ereksi, anda harus menurunkan tekanan darah tinggi. Beberapa orang dapat melakukannya hanya dengan cara merubah pola gaya hidup, sedangkan yang lainnya memerlukan obat-obatan untuk dapat menurunkan tekanan darah tinggi.

Permasalahan muncul bagi sebagian pria dimana beberapa jenis obat tekanan darah tinggi dapat menyebabkan disfungsi ereksi sehingga mereka menjadi tidak teratur minum obat terutama jika sebelumnya tidak merasakan gejala apapun walaupun tekanan darahnya sudah tinggi. Dan sekitar 70% dari pria yang memiliki efek samping obat tekanan darah tinggi berhenti minum obat.

Obat golongan diuretik (seperti hidroklorotiazid) dan betabloker (seperti atenolol) dikaitkan dengan masalah ereksi. Dan obat golongan ini mungkin merupakan obat pertama yang dokter resepkan jika anda tidak dapat menurunkan tekanan darah tinggi dengan hanya diet dan olahraga.

Jika mendapatkan obat golongan diuretik atau beta bloker, Anda harus terus meminumnya sampai tekanan darah tinggi dapat terkontrol. Jika masalah ereksi tetap ada, atau tekanan darah naik kembali, maka dokter akan mengevaluasi obat tersebut dan beralih memberikan obat golongan lain yang mempunyai efek samping lebih kecil terhadap disfungsi ereksi. Atau, memberikan kombinasi obat yang bekerja lebih baik untuk mengontrol tekanan darah tinggi dan mengurangi risiko disfungsi ereksi.

Beberapa golongan  obat tekanan darah tinggi yang jarang menyebabkan disfungsi ereksi, yaitu

  • ACE inhibitor
  • Alpha-blocker
  • Calcium channel blockers
  • ARB

ACE (angiotensin converting enzyme) inhibitor – seperti captopril, lisinopril. Efek samping terjadinya disfungsi ereksi sangat jarang yaitu < 1%.

Calcium channel blockers, seperti Diltiazem, Verapamil, atau Amlodipine. Sebagai kelompok, yang jarang menyebabkan disfungsi ereksi.

Alpha-bloker yang secara umum jarang menyebabkan masalah ereksi. Pada satu penelitian kecil didapatkan hasil adanya perbaikan 100% pada disfungsi ereksi setelah dua tahun pemakaian alpha-bloker.

ARB (angiotensin receptor blocker II, seperti Losartan, valsartan). Golongan obat ini tidak menyebabkan masalah ereksi dan malah dapat meningkatkan fungsi seksual pada pria dengan tekanan darah tinggi.

Sebuah penelitian pada tahun 2001 yang dipublikasikan oleh American Journal of the Medical Sciences dengan menggunakan Obat Cozaar (Losartan),  golongan ARB. Pada awalnya, hanya 7% dari laki-laki dan perempuan dalam penelitian tersebut yang mengatakan bahwa mereka merasa puas dalam hal seksual. Setelah 12 minggu pemakaian Cozaar, jumlahnya meningkat menjadi sekitar 58%. Dan persentase laki-laki yang mengalami disfungsi ereksi dilaporkan menurun dari 75% menjadi 12%. 

Pada penelitian lain yang dipublikasikan dalam  American Journal of Hypertension tahun 2001 yang membandingkan Diovan (Valsartan, ARB) dengan Coreg (carvedilol,beta bloker) terhadap efek pada tekanan darah dan frekuensi hubungan seksual dimana kedua obat tersebut sama baiknya  dalam mengkontrol tekanan darah. Namun pada kelompok yang mendapatkan  ARB melaporkan bahwa mereka berhubungan seks lebih sering dalam 16 minggu selama pengobatan. Dimana sebelumnya mereka berhubungan seks sekitar 8 kali dalam sebulan meningkat menjadi 10 kali dalam sebulan setelah menjalani pengobatan. Dan kelompok yang mendapatkan beta-bloker berhubungan seks lebih jarang yaitu 8 kali sebulan menurun menjadi empat kali sebulan setelahnya. 

Apa yang Anda Harus Lakukan jika Obat Anda Penyebab Disfungsi Ereksi 

Katakan kepada dokter bila anda berpikir bahwa obat tekanan darah tersebut mungkin menyebabkan disfungsi ereksi. Dan jika penyebabnya adalah obat, bukan hanya dari tekanan darah tinggi, maka pemberian obat golongan lain akan memecahkan masalah yang anda dihadapi. Jangan berhenti minum obat tanpa persetujuan dari dokter Anda. 

Tekanan darah tinggi itu sendiri dapat menyebabkan disfungsi ereksi. Dalam hal ini, anda  sebaiknya konsultasi terlebih dahulu kepada dokter jika ingin mencoba obat disfungsi ereksi seperti Viagra, Cialis, atau Levitra. Anda hanya dapat meminumnya jika tekanan darah tinggi sudah terkontrol. Selain itu obat tersebut tidak aman bagi pria yang mendapatkan obat golongan  alpha-bloker, atau nitrat untuk penyakit jantung

Source: Web MD




Wednesday 26 December 2012

Pemeriksaan Laboratorium Pada Infark Miokard


Infark jaringan miokard menyebabkan gangguan sarkolema, sehingga makromolekul intraseluler bocor ke interstitium jantung dan akhirnya masuk ke dalam aliran darah (Gambar 1). Deteksi molekul -molekul tersebut di dalam serum, terutama troponin yang spesifik untuk jantung dan isoenzim creatine kinase MB (CK-MB), mempunyai peranan diagnostik dan prognostik yang penting. Pada pasien dengan STEMI (ST Segment Elevation Myocardial Infarction) atau NSTEMI (ST Segment Elevation Myocardial Infarction) marker tersebut naik di atas ambang batas.
infark miokard akut
Gambar 1. Evolusi dari biomarker pada infark miokard akut


A. Troponin
Troponin adalah protein dalam sel otot yang mengontrol interaksi antara myosin dan aktin yang terdiri dari tiga subunit: TnC, TnI, dan TnT. Meskipun subunit ini ditemukan baik di otot rangka / skeletal dan otot jantung namun bentuk troponin I (cTnI) dan troponin T (cTnT) di otot jantung secara struktural unik dan sangat spesifik. Kadar Tropinon I dan Troponin T didalam serum hampir tidak ada (negatif) pada orang sehat sehingga terdeteksinya atau peningkatan yang sedikit saja dapat digunakan sebagai penanda yang sensitif dan kuat  dalam terjadinya kerusakan miosit. Sebagai catatan bahwa troponin jantung dapat dideteksi dalam jumlah kecil dalam serum pada kondisi-kondisi lain yang menyebabkan regangan atau inflamasi jantung  akut (misalnya, eksaserbasi gagal jantung, miokarditis, krisis hipertensi, atau emboli paru yang dapat menyebabkan regangan ventrikel kanan).

Pada Infark miokard, kadar serum troponin mulai meningkat 3 - 4 jam setelah awal  timbulnya gejala atau discomfort, puncaknya antara 18 dan 36 jam dan kemudian menurun perlahan, yang dapat terdeteksi hingga 10-14 hari pada infark miokard yang luas. Dengan demikian, pengukuran troponin dapat membantu untuk mendeteksi infark miokard selama hampir 2 minggu setelah peristiwa tersebut terjadi. Mengingat sensitivitas dan spesifisitasnya yang tinggi, troponin jantung adalah biomarker serum utama dalam mendeteksi nekrosis miokard.

B. Creatine Kinase
Enzim Creatine kinase (CK) secara reversibel mentransfer gugus fosfat dari creatine phosphate ke ADP utntuk memproduksi ATP. Kreatin kinase ditemukan di jantung, otot rangka, otak, dan organ lainnya sehingga kadar serum enzim tersebut dapat meningkat karena cedera pada salah satu jaringan tersebut.

Namun, tiga isoenzim CK dapat meningkatkan spesifisitas diagnostik jika dilihat dari segi asalnya: CK-MM (terutama ditemukan di otot rangka), CK-BB (terutama di otak), dan CK-MB (terutama terlokalisasi di jantung). Sebagai catatan CK-MB dapat ditemukan sedikit dalam jaringan di luar jantung, termasuk rahim, prostat, usus, diafragma, dan lidah. CK-MB juga membentuk  1-3 % dari creatine kinase dalam otot rangka /skeletal. Dengan tidak adanya trauma pada organ-organ lain dan jaringan, maka elevasi CK-MB lebih mengarah pada cedera miokard. Jika menggunakan CK-MB untuk diagnosis infark miokard umumnya dengan menghitung rasio CK-MB terhadap CK total yang nilainya > 2,5%.

Kadar serum CK-MB mulai naik 3-8 jam setelah infark, puncaknya pada 24 jam, dan kembali normal dalam waktu 48 sampai 72 jam (lihat Gambar.1). Urutan waktu ini penting peningkatan CK-MB karena  cedera diluar jantung atau non-infark miokard (misalnya, miokarditis) biasanya tidak menunjukkan pola seperti ini dimana mencapai puncak lebih lama. Hal ini menunjukkan bahwa CK-MB tidak sensitif atau spesifik untuk mendeteksi cedera miokard berbeda jika diukur dengan troponin.

Kadar troponin dan CK-MB baru mulai meningkat beberapa jam setelah timbulnya infark miokard sehingga jika nilainya normal pada pemeriksaan pertama (misalnya, di rumah sakit gawat darurat) maka belum bisa menyingkirkan adanya infark miokard akut, dapat diulang 3-6 jam kemudian.


Referensi:
Lilly, et al. 2011. Acute Coronary Syndromes. In: Pathophysiology of Heart Disease : a Collaborative Project of Medical Students and Faculty. 5th ed. 2011.



Tuesday 25 December 2012

Third Degree Atrioventricular Block (Blok AV Derajat III)


Pada blok AV total tidak ada konduksi antara atrial dan ventrikel karena adanya blok elektrik di AV node atau dibawahnya sehingga atria dan ventrikel berdenyut sendiri-sendiri, yang disebut disosiasi AV komplit.
Gambaran EKG secara khas menunjukkan letak gelombang-gelombang P yang tak ada hubungannya dengan letak gelombang-gelombang QRS.
EKG




Rate
: Atrial: 60-100 x/mnt;
ventrikel: 40-60 x/mnt jika fokus escape dari junctional,
40 x/mnt jika fokus escape dari ventrikel
Rhythm
: Biasanya reguler , tapi atrium dan ventrikel berjalan sendiri-sendiri
P Waves
:  Normal, bisa bertumpuk di komplek QRS atau gelombang T
PR Interval
:  sangat bervariasi
QRS
: Normal jika ventrikel diaktifkan oleh fokus escape dari junctional, melebar (> 10detik) jika fokus escape dari ventrikel
EKG











Second Degree Atrioventricular Block (Blok AV Derajat II)


Pada blok AV derajat dua sebagian impuls dapat diteruskan, dan sebagian lagi terhenti.

Tipe I (Mobitz I atau Wenckebach)
Interval PR makin memanjang, suatu saat ada gelombang QRS yang hilang.
Setelah jeda di mana node AV pulih maka siklus ini akan berulang.
EKG

Rate
: Tergantung pada tingkat ritme yang mendasari
Rhythm
: irreguler
P Waves
: Normal
PR Interval
: makin memanjang sampai sampai satu gelombang P diblok dan QRS hilang
QRS
: Normal (0,06-0,10 detik)
EKG








Type II (Mobitz II)
Ratio AV konduksi (gelombang P diikuti kompleks QRS) umumnya 2:1, 3:1, atau 4:1.
QRS kompleks biasanya luas karena blok ini biasanya melibatkan kedua cabang bundel.
Interval PR tetap, suatu saat ada gelombang QRS yang hilang

EKG








Rate
: Kecepatan  Atrial (biasanya 60-100x/mnt) lebih cepat daripada ventrikel
Rhythm
:  ritme atrial reguler dan ritme ventrikel biasanya irreguler
P Waves
:  Normal, gelombang P lebih banyak daripada kompleks QRS
PR Interval
:  Normal atau memanjang namun konstan
QRS
:  Biasanya lebar (>0,10 detik)
EKG



First Degree Atrioventricular Block (Blok AV Derajat I)


Blok AV dibagi menjadi tiga kategori: Derajat pertama, kedua, dan ketiga.
Pada blok AV derajat pertama impuls masih bisa diteruskan, tetapi dengan lambat
EKG

Rate             : Tergantung pada tingkat ritme yang mendasari
Rhythm        : reguler
P Waves      : Normal
PR Interval   : memanjang lebih dari 0.20 detik
QRS           : Normal (0,06-0,10 detik)
Ratio AV konduksi :  AV node melakukan impuls ke ventrikel dengan ratio 1 : 1



Monday 24 December 2012

Ventricular Fibrillation (Fibrilasi Ventrikel)

EKG Ventricular Fibrillation (Fibrilasi Ventrikel)

Rate             : 300-500 x/mnt
Rhythm        : irreguler
P Waves      : Tidak ada
PR Interval    : Tidak ada
QRS            : Gelombang QRS dan T menyatu menjadi undulasi yang tidak teratur dan cepat
                      FV halus  ( fine )     : gelombang fibrilasi < 3 mm
                      FV kasar ( coarse ) : gelombang fibrilasi > 3 mm

EKG Ventricular Fibrillation (Fibrilasi Ventrikel)



Ventricular Tachycardia (VT)


Terdapat 3 atau lebih ekstrasistol ventrikel yang berurutan

ECG Ventricular Tachycardia (VT)

Rate           : 100-250 x/mnt
Rhythm      : biasanya reguler namun bisa juga irreguer
P Waves    : Tidak ada atau bila gelombang P dapat dikenali, maka P dan QRS  tidak berhubungan : disosiasi AV
PR Interval : biasanya tidak ada; bisa ada jika terdapat gelombang P yang dikuti kompleks QRS kira-kira 0,20 detik
QRS          : Lebar (> 0,10 detik), dan bentuknya bizarre (aneh)

Ventricular Tachycardia (VT): Monomorfik
Kompleks QRS di VT monomorfik memiliki bentuk dan amplitudo yang sama
EKG Ventricular Tachycardia (VT) monomorfik

Ventricular Tachycardia (VT): Polimorfik
Kompleks QRS di VT polimorfik bervariasi baik  bentuk dan amplitudonya.
EKG Ventricular Tachycardia (VT)



Hot Chocolate "Volcano"

Minuman yang cocok untuk disajikan disaat hujan, pagi hari dan malam yang dingin
dark chocolate

Bahan (disajikan untuk 4 porsi hidangan):
·         2 sendok makan dark chocolate bubuk (dark dutch process cocoa)
·         2 sendok makan gula putih
·         2 sendok makan tepung jagung / maizena
·         2 sendok makan susu bubuk instan
·         1/2 sendok teh  bubuk kayu manis
·         1/2 sendok teh  garam
·         1/2 sendok teh bubuk vanili
·         480 cc susu
·         320 cc whipping cream
·         Serutan Chocolate, untuk hiasan
·         Pistachio cincang / dapat diganting jenis kacang yang lain almond / kacang mete, untuk hiasan

Cara memasak
  1. Aduk dark chocolate bubuk, gula, tepung maizena, susu bubuk, kayu manis, garam dan bubuk vanili bersama-sama dengan susu dalam panci. Didihkan sambil terus mengaduk campuran tersebut sehingga tidak membakar cokelat.
  2. Tambahkan krim kocok ke bagian bawah cangkir yang akan anda hidangkan dan tekan agar merata. Tuangkan campuran cokelat panas ke dalam cangkir tersebut. lihatlah reaksi “ajaib” letusan Volcano Anda.
  3. Tambahkan serutan coklat dan pistachio di puncak Volcano Anda.
makanan dan minuman sehat





Sunday 23 December 2012

Coklat Bagus Untuk Kesehatan Anda Loh



kesehatan jantungPernah dengar istilah “makanan enak itu adalah makanan yang jahat bagi tubuh kita.” Ternyata tidak semuanya, contohnya dark chocolate yang sudah termasuk dalam diet sehat. Dark chocolate  dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung secara keseluruhan, mengurangi kolesterol "jahat" LDL dan tekanan darah, serta meningkatkan aliran darah ke otak. Hal ini dapat juga meningkatkan gula darah dan sensitivitas insulin sehingga dapat mengurangi risiko diabetes. Kekuatan coklat berasal dari flavonoid, sebuah fitokimia yang ditemukan dalam biji kakao. Jadi makin besar kandungan kakao pada cokelat maka semakin besar manfaatnya untuk kesehatan (minimal kandungan kakaonya sebesar 60-70%). Dark chocolate mengandung persentase kakao lebih besar daripada white atau milk chocolate. Jadi kalau beli coklat pilihlah yang dark chocolate, selain enak namun menyehatkan.

PERHATIAN...Kontrol Porsi:
Meskipun dark chocolate memiliki manfaat yang baik bagi anda, namun jika makan berlebihan maka dapat menghilangkan manfaat yang telah disebutkan sebelumnya. Cukup satu ons sehari untuk menikmati semua  keuntungan dari dark chocolate tanpa takut pinggang bertambah besar. Coba dan nikmatilah!!!...

Artikel berikutnya akan membahas resep membikin makanan dari dark chocolate...

LOVE YOUR HEART



Saturday 22 December 2012

Merokok Membuat Kolesterol Tinggi Menjadi Lebih Berbahaya


penyakit jantung koroner
Lebih dari 45 juta orang Amerika merokok, meskipun satu dari lima kematian yang ada di AS penyebab utamanya adalah merokok. Apalagi di Indonesia yang memiliki jumlah perokok pasif dan perokok aktif yang sangat besar.
Jika Anda sudah memiliki kolesterol tinggi, banyak sekali lemak dalam tubuh maka merokok sangatlah beresiko. Low-density lipoprotein (LDL) dan high-density lipoprotein (HDL) akan membawa kolesterol ke seluruh tubuh, dimana idealnya kadar kedua macam kolesterol tersebut dalam dalam batas normal agar berfungsi dengan baik. LDL dikenal sebagai kolesterol "jahat" dan dapat menumpuk di pembuluh darah arteri, membuat anda berisiko mempunyai penyakit jantung koroner.
Menurut dokter David Frid, dari Departemen Ilmu penyakit jantung dan pembuluh darah di Cleveland Clinic: merokok dapat mempengaruhi kolesterol baik secara langsung maupun tidak langsung. Penelitian yang ada menunjukkan bahwa merokok dapat menurunkan kadar HDL yang merupakan kolesterol “baik” pelindung jantung. Peran utama HDL adalah sebagai 'kolesterol transportasi terbalik,' yang mengangkut LDL keluar dari tempat yang seharusnya dia tidak berada. kadar HDL rendah membuat fungsinya tidak maksimal dan LDL akan berkeliaran dengan bebas serta sulit untuk dibersihkan.
Nikotin dan tar dari rokok dapat mengiritasi pembuluh darah. LDL bergerak menuju ke daerah-daerah yang teriritasi dan meradang tersebut lalu masuk ke dalam dinding pembuluh darah dan mulailah terjadi proses pembentukan plak yang merupakan benjolan dari lemak dalam pembuluh darah yang  kemudian menyebabkan penyumbatan.
Jika plak menjadi semakin besar dan menonjol maka pembuluh darah menjadi tidak stabil dan cenderung mudah pecah atau terjadi bekuan darah ditempat tersebut sehingga dapat menyebabkan serangan jantung mendadak.
Dengan LDL sebagai pencetus perkembangan plak, ditambah dengan tekanan darah tinggi serta diabetes yang dapat mengiritasi dinding pembuluh darah. Maka anda sendiri telah menetapkan diri kedalam sebuah proses yang diluar kendali sehingga meningkatkan resiko terjadinya kematian secara mendadak dan memperpendek usia harapan hidup anda.
Jadi jika anda memiliki kadar kolesterol yang tinggi maka alasan untuk berhenti merokok menjadi lebih besar, lakukanlah dengan segera.

LOVE YOUR HEART



Friday 21 December 2012

Premature Ventricular Contraction (PVC)


PVC dapat uniform (bentuk yang sama) atau multiform (bentuk yang berbeda).
Pause setelah PVC umumnya kompensasi lengkap, kecil yang nonkompensasi

Rate            : Tergantung pada tingkat ritme yang mendasari
Rhythm        : irreguler setiap kali terjadi PVC
P Waves      : P dari sinus tak terpengaruh oleh PVC
PR Interval   : Tidak terkait dengan PVC
QRS            : Gelombang QRS premature, lebar (>10 detik) dan bizarre ( tak teratur dan aneh )
ECG PVC

PVC Couplet : 2 PVC berturutan; Bigemini: 1 kompleks sinus (normal) diikuti 1 PVC;  Trigemini : 2 kompleks sinus diikuti 1 PVC;  Ventrikel Takikardia: PVC

EKG



Multifocal Atrial Tachycardia (MAT)


MAT gambaran ekgnya hampir mirip dengan atrial fibrilasi, namun MAT masih terlihat gelombang P, dimana gelombang P selalu diikuti gelombang QRS dan T.
EKG








Rate            : cepat (>100x/mnt)
Rhythm       : irreguler
P Waves     : minimal ada tiga bentuk yang berbeda, tergantung dari fokus di atrium
PR Interval  : bervariasi, tergantung pada fokus
QRS           : Normal (0,06-0,10 detik)
Deskripsi ECG diatas: MAT HR 120 Bpm
NB             : HR= heart rate; Bpm= beat per minute; cara menentukannya pada gambar diatas panjangnya 6 kotak besar (6 detik) dimana terdapat 12 gelombang QRS maka dalam 1 menitnya 120 x/mnt



Supraventricular Tachycardia (SVT)


Gelombang P tidak terlihat akibat dari ratenya yang cepat
EKG


Rate              :50–250 x/mnt
Rhythm         : Regular (interval P-P dan R-R teratur)
P Waves       : sering tertumpuk pada gelombang T sehingga sulit dikenali
PR Interval    : biasanya tidak bisa diukur
QRS             : Normal (0,06-0,10 detik) tetapi mungkin melebar jika terdapat konduksi abnormal lewat ventrikle
Deskripsi ECG diatas: SVT HR 187 Bpm (RR interval berjarak 8 kotak kecil sehingga HR= 1500/8)
NB: HR= heart rate; Bpm= beat per minute